Cari Postingan Gue?

Sabtu, 22 September 2012

Bab 1 – Berry Bur Barry

Tanggal 20, bulan Buah, Semester 5, kelas 1

Pagi ini aku mulai mengerjakan tugas kelas Ms. Swift, yaitu meracik ramuan. Ramuan yang aku buat hari ini adalah ramuan "Grow then Grow" yaitu ramuan yang mempercepat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan yang ada di negeriku, yaitu Negeri 5 Angin. Negeri ini diberi nama oleh penyihir pertama di negeriku yaitu John Robbert. Dia memberi nama Negeri 5 Angin karena di negeri ini angin berhembus dari 5 arah mata angin yang berbeda, yaitu barat, utara, timur, selatan, dan barat daya. Setiap angin yang dihembuskan dari arah yang berbeda membawa musim yang berbeda, yaitu musim buah dari barat, musim berlian dari utara, musim sayur dari timur, musim pencahayaan dari selatan, dan musim perairan dari barat daya. Ramuan yang aku buat kali ini memang tugas akhir semester 5 dari 5 semester di sekolahku ini, Soleluna School. Jika ramuan ini gagal untuk ketiga kalinya, aku yakin aku akan mendapatkan nilai C pada halaman kelima dalam rapotku. Aku memang baru masuk hampir 25 bulan yang lalu di sekolah ini, dan aku tidak mau halaman kelima dalam rapotku diisi oleh huruf C, karena pada 4 halaman rapotku sebelumnya aku belum pernah mendapatkan nilai C.

Yap! Sentuhan terakhir daun green water yang ada di perkarangan sekolah memang sangat membantu. Aku dengar dari seniorku bahwa jika memakai daun ini untuk tugas "Grow then grow" akan mempercepat pertumbuhan bunga saat ramuan ini diuji. Aku tidak sabar untuk melihat reaksi bibit buah semangka ini jika diberi tetesan ramuanku. Tinggal menunggu 2 jam lagi sampai terdengar bel istirahat selesai. Sambil menunggu ramuanku jadi, aku dan teman sekelasku, Ross, pergi ke kantin untuk membeli ganjalan perut yang dari tadi sudah mengamuk minta diisi.

Aku melihat ke keranjang berwarna pink, hmm apple pie, berry bur barry, banana slice..semuanya terlihat enak di mataku. Musim ini memang musimnya makanan kesukaanku, tapi karena uangku tinggal tersisa sedikit untuk membeli Golannio 2.0, yaitu alat komunikasi telepati yang cukup menguras dompetku, maka aku putuskan untuk hanya membeli berry bur barry seharga 300 flior. Siapa pun yang merasakan berry bur barry pasti akan ketagihan. Makanan ini adalah jenis makanan musim buah favoritku, yaitu buah berry yang dilapisi adonan tepung dorrie, bentuknya seperti sandwich. Tepung dorrie adalah tepung terbaik yang hanya bisa diambil dari tanaman dorrie pada musim pencahayaan. Tepung ini mempunyai rasa manis dan asam seperti buah persik tetapi agak pahit dan sangat pas jika dipadukan dengan buah berry dari musim buah seperti sekarang.

Setelah membayar dengan uang 500 flior dan mendapatkan kembalian 200 flior, aku dan Ross pergi ke atap sekolah. Atap sekolah adalah tempat favoritku selama 25 bulan belakangan ini untuk beristirahat setelah penat dengan semua tugas.

"Oh my god, Florisa Frosatte, udah 10 hari berturut-turut kamu selalu beli berry bur barry. Kamu ga bosen apa?" kata Ross sambil melangkahkan kakinya di anak tangga pertama.

"Oh my god, Ross Lionner, ini kan musim buah! Mumpung ada berry bur berry kenapa ga beli sih?" ucapku sambil mengecek Golannio 2.0 baruku.

"Iya iya aku akui berry bur berry itu emang enak. Tapi apa kamu ga bosen? Kalau kamu berubah jadi buah berry gimana?” kata Ross dengan sedikit tertawa geli.

"Selama aku tidak makan ramuan buatan nenekmu aku ga akan berubah jadi berry. Lagi pula aku bukan serigala.”

"Ramuan perubah kuku serigala jadi buah maksudmu? Hahaha..lagi pula kamu tidak akan bisa melihat ramuan itu. Aku sendiri baru punya 1 kali kesempatan untuk melihat ramuan itu saat pemakaman nenekku.”

“Ya ya ya Ross sayang aku tahu ko! Kamu sudah memberi tahuku 1000kali!”

“Oke sekedar mengingatkan saja ko! Hahahaha”

"Haaaaaiiii Florisa Frosaaaatte!!" Tiba-tiba muncul muncul sepasang tangan menutup mataku, ya aku hapal jelas suara ini, Sara Zerria, kelas 1-3 yang sudah 10 bulan ini kenal denganku karena situs pesan sekolahku yaitu www.solelunaconnection.air, 10 bulan yang lalu di meng-add I'd soleluna messengerku. Sejak saat itu lah Sara resmi menjadi sahabatku di sekolah baruku ini.

“Haaaaiiiii Sara Zerriaaaaa!!! Bagaimana tugas akhir semestermu?”

"Mungkin jawabanku sama dengan kamu. Aku lagi nunggu ramuanku matang 2 jam lagi," kata Sara sambil ikut berjalan menuju atap sekolah.

"Kamu tidak lupa pake daun green water kan?" tanya Ross sambil memakai jaketnya.

"Oh tentu aku ingat! Untuk mendapatkannya aku harus membelinya di Jiori Shop seharga 1000 flior”

"Aduh Sara sayang, daun green water di pekarangan sekolah kita banyak ko. Tidak perlu mengeluarkan uang seharga 3 buah berry bur barry lebih 100 filor," ucapku mengingatkan Sara.

"Iya, aku tau. Tapi daun dari sana bentuknya tidak terlalu bulat, sedangkan yang dijual di Jiori Shop bentuknya sangat bulat tanpa cacat sedikit pun. Nantinya akan menumbuhkan tanaman lebih cepat, Floris sayang,” jawab Sara.

“Tapi perbedaan pertumbuhan tanamannya hanya 18 menit. Apalah artinya 18 menit?” kata Ross tidak mau kalah.

"Well, time is money. Perbedaan 18 menit itu lumayan. Siapa tahu Ms Swift akan memberikan nilai plus di rapotku nanti.”

"Oke, oke benar. Bagaimana jika kita segera ambil kursi di sebelah air terjun itu sebelum aku harus memakan berry bur barry-ku dengan posisi berdiri. Setuju?" timpalku karena perutku sudah protes minta diisi.

Kita semua pun segera mengambil tempat duduk dengan pemandangan paling indah di atap sekolah selain menghadap ke miniatur West Tower setinggi 5 meter.

"Liburan semester kali ini ayahku mengajaku untuk pergi melihat West Tower," kata Sara sambil merapikan rambutnya yang indah itu.

"HAAAAAH?! SERIUS?!" kataku dan Ross kaget hampir tersedak makanan yang ada di mulut masing-masing. Sebetulnya tidak aneh kalau Sara akan berlibur ke West City untuk melihat West Tower karena dia memegang nama akhir "Zerria". Nama itu adalah nama designer baju ternama di negeri kami. Ya, Mr. Zerria adalah ayah Sara.

"Iya. Untuk apa aku bohong. Aku kasih kalian oleh-oleh, deh!" kata Sara meyakinkan sambil memainkan Golannio versi terbarunya, Golannio 3.5 yang sudah dilengkapi fitur “pengambil gambar 2 hari”, yaitu fitur yang dapat mengambil gambar kejadian yang sudah lalu, asalkan tidak lebih dari 2 hari.

"Oke. Aku pengen berry bur barry dari West City, ya!" pintaku sambil menggigit berry bur barry-ku yang tinggal setengah.

"Hmm..aku pengen kartu pos West City dan gantungan kunci West Tower, ya. Aku sudah bosan lihat West Tower setinggi 5 meter di atap sekolah kita! Aku mau West Tower untuk tasku sendiri..hahhaha.." pinta Ross sambil melihat miniatur West Tower di belakang kami.

“Oke aku akan bawa titipan kalian nanti!” kata Sara bersemangat.

Di atap sekolah, sambil membicarakan West Tower dan makan berry bur barry, ternyata 2 jam sudah berlalu. Ini saatnya kami semua kembali ke kelas untuk memeriksa ramuan racikan kami.

“Bagaimana jika tidak berhasil?”  tanyaku kepada Ross gelisah.

"Pasti berhasil! Ayo kamu coba! Aku akan membantumu," kata Ross yang sudah terlebih dahulu menyelesaikan tugasnya sejak 2 hari yang lalu.

Aku mulai membuka kotak yang dibungkus daun yulio berwarna ungu itu. Aku lihat ramuanku yang terlihat seperti jus strawberry siap diuji coba. Aku mulai mengambil takaran dan menakar  ramuanku, 5 ml. Ya benar, 5 ml cukup untuk menumbuhkan bibit semangka ini. Aku tanam bibit semangka ini di tanah cleior lalu kutuangkan 5 ml ramuanku ke atas bibit itu.

“Semoga berhasil. Semoga aku mendapatkan nilai yang baik pada tes semester ini,” kataku mantap.

“Ya, aku harap juga begitu. Lebih baik kita segera pulang, tidur lebih cepat, dan pergi ke sekolah secepat mungkin untuk melihat ramuanmu berhasil,” kata Ross.

“Ayo kita pulang, Ross! Aku tidak sabar melihat muka Ms. Swift melihat keberhasilan ramuanku kali ini..hahaha..” kataku sambil merapikan tas.

Kami segera meninggalkan kelas dan bertemu Sara di tangga menuju lantai satu. Dan seperti biasa dia bersama 2 temannya, Perrie Gobson dan David Hilsson.

“Haaaiiiiii Florisaaaaaa!” kata laki-laki bernama David di sebelah kanan Sara.
“Apa sih? Hahaha..” kataku sedikit kaget dan geli. Aku bahkan tidak mengenal laki-laki yang selalu bersama Sara ini.

“Habis aku selalu melihat kalian saling sapa. Jadi sebelum Sara menyapamu, lebih baik aku mewakili dia untuk menyapamu terlebih dahulu..hahaha..”

“Hahaha.. Ya, boleh juga. Florisa Frosatte,” kataku sambil mengulurkan tangan.

“David Hilsson, kelas 1-3,” balas David sambil bersalaman denganku.

“Oke, aku duluan, ya! Aku ingin segera pulang dan segera tidur..hahaha..” kataku sambil melambaikan tangan kepada Sara, David, dan Perrie.

“Dadah, Florisa. Hati-hati di jalan!” kata Sara.

Aku dan Ross pun segera masuk ke dalam bus bertuliskan nomor 01 berwarna kuning hijau. Dan seperti biasa, aku duduk dekat jendela.

“Hei, teman Sara tadi lucu ya..hahaha..” kata Ross sambil mengambil permen surrie dari tasnya.

“Iya, aku selalu melihatnya bersama Sara. Hahaha..gendut dan lucu. Aku ingin membawa dia ke rumahku! Hahaha..” kataku geli.

Sepanjang perjalanan pulang kami terus membicarakan West City, David, dan ramuan. Tidak terasa ternyata saatnya Ross turun dari bus. Sebentar lagi pun aku harus turun di halte berikutnya.

Kulihat Ross turun dari bus. Aku ingat pertama kali aku masuk Soleluna School dia selalu mengikat setengah rambutnya yang sekarang sudah panjang dan selalu dia biarkan terurai indah. Saat itu dia kaget karena aku tiba-tiba duduk di sebelahnya. Pikiran pertama dia tentang diriku adalah “Florisa Frosatte, si tebing es” karena dia bilang bahwa aku terlihat sangat dingin dan tidak bersahabat saat itu. Jelas saja, karena aku sangat tidak mau masuk Soleluna School yang berada di klaster 3 di kotaku, kota Derriu. Aku sangat kecewa dengan kurangnya angka 0,05 pada nilai akhir tahap I ku, sehingga aku tidak bisa meneruskan sekolah tahap II ku di Wassi School yang menduduki klaster 2.

Tanggal 21, bulan Buah, Semester 5, kelas 1
Hari ini aku datang lebih pagi dari biasanya. Aku tidak sabar melihat tanaman semangkaku yang sudah berbuah dengan potnya yang sudah berubah warna, yang menandakan bahwa aku lolos pada tes kali ini.

Aku mulai membuka pintu kelas dan menyalakan lampu kelas. Dan..tadaaaaa! Potku sudah berubah menjadi 7 warna, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu bertingkat. Dan kulihat tanamanku yang sudah berbuah 4 buah semangka di atasnya. Aku sangat senang sampai lupa akan perutku yang terus-menerus bersuara karena belum diisi pada pagi ini.

Aku pergi ke kelas 1-3. Tidak ada Sara. Tadinya aku berniat mengajak dia ke kantin untuk sarapan. Saat aku mengalihkan mataku ke pojok kelas, ada laki-laki berhoodie hijau sedang memainkan Golannio. Yap! Itu David.

“Daviiiiid! Ke kantin, yu! Aku sangat lapar! Aku traktir kamu berry bur barry, deh!" kataku sambil menarik tangan David.

“Traktir?! Ayo cepet!” kata David bersemangat.

Tidak ada basa-basi lagi. Kami pun langsung pergi ke kantin untuk membeli 3 buah berry bur barry. Pagi itu aku habiskan dengan menyantap dua buah berry bur barry sambil menunggu teman-temanku yang lain datang ke sekolah. Aku tidak sabar untuk memberitahukan Ross bahwa ramuanku kali ini berhasil.

Tanggal 26, bulan Buah, Semester 5, kelas 1.
“Anak-anak kelas 1-3 dan 1-4, cepat simpan tas kalian di pojok lapangan dan ambil ramuan kalian masing-masing!” kata Mr. Toms lantang.

Aku segera menyimpan tas dan mengambil ramuan “Runner Gonna Run” ku untuk tes ramuan gerakan. Aku tuangkan ramuan itu ke dalam mulut Lillio, rusa peliharaanku di sekolah. Setelah kutuangkan ramuan itu terdengar suara peluit, dan Lillio pun berlari. Dia berlari mengelilingi lapangan ini sebanyak 15 putaran selama 15 detik. Waw..ramuanku menjadi ramuan tercepat di kelasku. Aku yakin akan mendapatkan nilai A+ pada kelas Mr Toms.

Setelah kelasku melaksanakan tes ramuan gerakan, saatnya kelas Sara melakukan tes ramuan gerakan. Rusa peliharaan Sara berhasil mengelilingi lapangan sebanyak 15 putaran dalam waktu 32 detik, sedangkan rusa peliharaan David baru 10 putaran sudah pergi ke danau dekat lapangan kami berada.

“Payah banget, sih. Masa 10 putaran aja udah pergi ke danau? Hahaha..” ejekku ke David yang terlihat santai.

“Biar, deh. Aku malas ambil darah kelinci bertanduk milik Ms. Jenny. Not bad kan 10? Dari pada tidak sama sekali,” kata David santai.

“Hahaha..ya, ya.. Gimana kalau kita pergi ke Cafe Porit dekat sini? Mana mungkin kita langsung pulang. Ini baru pukul 11 pagi."

“Ya, mumpung kita pulang cepat. Ajak Ross dan teman-temanmu, deh. Sara udah pulang duluan. Dia mau pergi ke kota sebelah”

“Mengunjungi ayahnya di cabang tokonya yang baru?”

“Ya, seperti biasa. Katanya dia mau minta uang untuk pergi ke Diamond Garden semester depan”

“Setelah pergi ke West City? Dia akan ke Diamonds Garden? Wah, memang beruntung ya dia. Bahkan sebetulnya dia bisa masuk sekolah yang lebih bagus jika dia mau kan? Kenapa ya dia masuk Soleluna?" kataku sambil mengikat tali sepatuku.

“Sebetulnya dia mau masuk salah satu sekolah klaster 1, tapi karena dia pindah ke kota kita baru 15 bulan yang lalu, hanya sekolah ini yang tersisa. Lagi pula sepertinya dia menikmati sekolah di Soleluna” kata David sambil mengecek Golannia 2.5-nya.

“Aku baru tau dia murid pindahan. Aku baru kenal dia 10 bulan yang lalu,” kataku heran.

“Hey bagaimana jika kita segera berangkat?” potong David

“Benar, tunggu sebentar disini ya, aku akan mengajak teman-temanku.” Kataku kepada David sambil berlari menuju teman-temanku yang sedang berbincang
“Ross, Yunna, Kenny! Kalian mau kemana? Bagaimana kalau kita pergi ke Cafe Porit dekat dari sini?” ajakku kepada mereka.

“Ayo!” kata Ross, Yunna dan Kenny semangat

“Ohya, aku mengajak temanku dari kelas 1-3, nama dia David.” kataku sambil menunjuk David yang sedang menungguku di ujung lapangan uji gerakan.

“Dia laki-laki yang biasanya bersama Sara kan?” tanya Yunna.

“Yap! Ayo pergi sekarang panas nih!” kata Ross sambil mengipas-ngipas wajahnya yang cantik dengan kipas burung oxed. Burung oxed adalah burung yang memiliki bulu seperti merak tapi mempunyai warna hijau tosca atau merah jambu, tapi karena adanya kloning, beberapa tahun ini sudah ada oxed berwarna pelangi atau merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Burung oxed dengan warna bulu seperti ini adalah hasil kloning dengan burung befioru dari Kota Tammimu. Kota itu biasa dibilang surganya burung, karena disana banyak sekali burung berwarna-warni yang berkeliaran.

“Iya, sebelum matahari berada tepat di atas kepala kita.” Kataku sambil menyipitkan mataku yang sedang melihat kearah langit, lalu kita semua segera pergi ke tempat David.

“David, kenalkan teman-temanku. Mereka akan ikut dengan kita ke Café Porit.” kataku.

“Hey, aku David Hilsson.” kata David sambil mengulurkan tangannya kepada Yunna.

“Hey, aku Yunna Vilore kelas 1-4.” kata Yunna sambil menjabat tangan David.

“Dan kamu… pasti Kenny ya?” tebak David dengan tangan kiri menunjuk kearah Kenny dan tangan kanan menjulur kepada Kenny.

“hahaha iya, kamu yang kemarin lusa menumpahkan minyak unta ke baju Ms. Brare kan?” kata Kenny sambil berusaha mengingat.

“Yap! Sampai hari ini Ms. Brare masih marah denganku hahaha.” kata David sambil tertawa.

“Oke guys, kita lanjutkan ngobrol di bus ya? Panas nih!” kata Ross yang dari tadi sudah terlihat sangat kepanasan.

Kita berlima pun segera pergi ke halte bus yang berada di atas menara setinggi 15m, dan kebetulan ada bus berwarna coklat yang sudah menunggu kami. Aku selalu senang saat naik bus, melihat jalanan di bawah bus, melihat langit merwarna violet di siang hari atau berwarna magenta di sore hari dan melihat orang-orang terbang menggunakan sapu terbang atau dengan naga yang sebesar kuda. Kadang aku ingin berpergian menggunakan sapu terbang tapi sepertinya untuk perempuan lebih terlihat elegant jika menggunakan naga, mungkin saat aku lulus sekolah tahap III aku bisa mempunyai nagaku sendiri.

Sesampainya di halte Hutson kami segera menuruni menara dan berjalan menuju Café Porit yang letaknya tidak jauh dari sini dan mengambil tempat duduk dekat panggung yang biasanya ada penampilan band atau penyanyi solo setiap malam minggu.

“Jadi setiap selesai tes ramuan gerakan tiap semester kalian pergi kesini?” tanya David sambil melihat-lihat seluruh penjuru Café Porit.

“Setiap tidak ada kerjaan tepatnya!” kata Yunna sambil menyenderkan dirinya ke sofa merah yang empuk.

“Jadi kalian sering kesini? Kalian doyan main ya?” tanya David kaget.

“Ya bisa dibilang gitu sih, hampir setiap pulang sekolah pasti kita main haha.” kata Ross sambil memainkan bulu-bulu kipas burung oxednya.

Tiba-tiba muncul daftar menu dihadapan kita, semacam layar sentuh jika kita sentuh sekali diatas nama makanan/minuman akan tertera gambar dan keterangan komposisi, daftar gizi, rasa dan harga. Jika kita ingin memesan makanan/minuman kita tinggal men-dragnya ke kolom pesanan di sebelah kanan layar.

Rasanya aku sudah bosan memesan Dorrie Swelior, yaitu daging ayam yang digulung adonan tepung dorrie dan bersauskan Swelior. Swelior adalah buah berwarna ungu tua yang memiliki rasa pedas manis. Hmm, sepertinya Cliofa Sorrina enak juga walau pun harganya sedikit mahal. Dengan keterangan umbi Cliofa yang disajikan dengan daging Sorrina rasa pedas. Sorrina adalah binatang sejenis kelinci yang memiliki bulu berwarna cyan dan bermata warna pink dagingnya hampir sama dengan kelinci tapi lebih empuk. Akhirnya aku memutuskan untuk memesan Clioda Sorrina dan Glion water. Glion water adalah minuman yang airnya berasal dari gunung glion yang memilik rasa seperti nanas tapi lebih asam, sangat segar untuk siang yang panas seperti ini.

Setelah kami semua memesan makanan dan minuman, layar tembus pandang yang berisikan daftar menu itu menghilang dan digantikan oleh kotak yang menyala berwarna merah dengan tulisan daftar makanan dan minuman yang kita pesan beserta keterangan waktu berapa lama lagi makanan dan minuman itu akan disajikan di meja kami.

“Memangnya ini pertama kalinya kamu makan kesini ya?” tanya Yunna kepada David yang terlihat sedang menyanyi-nyanyi kecil.

“Aku pernah sih makan ke sini dengan kakakku, ini ketiga kalinya aku makan kesini.” jawab David yang segera menghentikan nyanyiannya.

“Enaknya punya kakak, aku ingin punya kakak deh.” kataku karena hanya memiliki 2 adik tanpa memiliki kakak.

“Punya kakak itu tidak seindah yang kamu bayangkan. Kadang kakak-kakakku selalu mengejekku karena aku anak terakhir. Makannya mereka senang mengejekku.” protes David.

“kakak-kakak? Kamu punya berapa kakak?” tanya Kenny.

“Aku punya 4 kakak, tapi kakakku yang pertama dan kedua tinggal jauh denganku. Mereka tinggal di Kota Yorre.”

“Waw, 4 kakak dan 2 orang di Kota Yorre.” kataku kagum.

Setelah itu datanglah pesanan-pesanan kami, karena sudah merasa lapar. Kami segera menyantap makan siang kami. Setelah piring-piring kami kosong, kami membayar dengan memasukan sejumlah uang ke layar sentuh tadi yang muncul kembali setelah kami menekan tombol bersimbolkan “F” yang artinya Flior dan segera pulang ke rumah masing-masing.

“Loh kamu naik bus ini juga?” tanyaku kepada David yang berjalan denganku, Ross dan Kenny menuju halte yang sama.

“Iya karena aku turun di Halte Risscu.” jawab David sambil memakai hoodie hijaunya.

“Aku dan Kenny juga turun di halte itu loh!” kata Ross.

“Haha berarti kita berempat bisa pulang bareng tiap hari ya.”  kataku sambil naik ke bus.

“Okey mulai sekarang pulang bareng terus ya!” kata Kenny semangat.

“Okey okey!!” kataku senang, karena baru mendapatkan ‘teman pulang bareng’ baru.

Beberapa lama kemudian, tibalah bus kami di Halte Risscu. Mereka semua pun turun, hanya aku yang tersisa dan akan turun di halte berikutnya. Setelah mereka semua turun dari bus, aku melanjutkan perjalanan, melihat kearah jendela, kulihat langit yang sudah berwarna magenta. Dalam hati aku berkata:

Terima kasih tuhan, hari ini aku mendapatkan nilai terbesar, teman baru dan hari yang sangat menyenangkan.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar